Serempak surga hilang
Terbuai di mimpi-mimpi
Tersamar warna pelangi
Tapi pelangi sudah menghitam, tergerus polusi
Asap hitam yang muncul dari sifat tamak manusia
Kini surga berpindah dari langit ke bumi
Menampakan diri atas nama modernisasi
Mereka gencar memplokamirkan hedonisme adalah jalan hidup
Belanja itu kebutuhan, makan malam hanya selingan
Paha dan dada terbuka itu fenomena biasa
Sungguh, surga sudah berpindah dari langit ke bumi
Lalu pura-pura lupa teriakan hati
Patuh aturan itu ketinggalan zaman
Dekat dengan Tuhan itu bukan kebutuhan
Tapi nanti
Di usia enam puluh lima
Teriakan di hati baru ingin kita hayati
Atau mungkin nanti
Ketika tubuh terbujur kaku terpendam tanah
Nanti
Sebaiknya jangan tunggu nanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar