Selasa, 30 Agustus 2016

Menyeberang Mimpi

Cekungan malam di titik tengah. Batas indera meredup sayup, tersedot buaian aktivitas di siang benderang.

Genderang hening ditabuh keras tanpa suara. Raga dan ruh menyatu tetapi mereka terekstraksi. Lalu ruh yang ringan itu melayang ke atas, membuka tabir di belakang hidup nyata.

Mereka juga nyata pada awalnya. Bergerak dengan jantung yang sama seperti yang saat ini berdetak. Terlalu banyak rasa yang mengelilingi. Warna-warna merah muda juga hijau keemasan. Seperti tak lelah berlari, jatuh kemudian bangkit lagi dengan corak senada. Aku masih saja ingat bekas luka dari lutut yang berdarah dan sobek.

Tadi pukul dua puluh tiga tiga puluh kabut tipis berarak di kaki gunung, menandakan udara begitu dinginya. Tapi rekahan memori bahkan menusuk ke kulit lebih dingin lagi. Mereka merembes perlahan ke alam mimpi, menjadi refleksi paling presisi untuk rekahan pagi di esok hari.

Refleksi itu sekali-sekali.

Reparasi setiap hari.

Sabtu, 27 Agustus 2016

Jomblo Fii Sabiilillaah

Kamu jomblo? Jangan khawatir. Artikel berikut mungkin bisa membuat para jomblo lebih bisa menghirup udara segar.

Dalam keseharian kita, jomblo memang di bully. Didiskriminasi. Dipandang sebelah mata. Seolah punya pacar itu sama berprestasinya seperti seorang atlet peraih medali emas.

Padahal mindset setiap orang dalam mengatur hubungan dengan lawan jenis sangat beragam. Jadi menjudge jomblo dengan label "nggak laku" kayanya sih sudah tidak relevan dengan pola pikir manusia kekinian.

Bagi saya, jomblo itu pilihan. Lifestyle. Kalau memang belum menemukan yang "klik" kenapa sih harus menggadaikan hati kita ke seseorang yang belum tentu bisa menjaganya dengan baik? Banyak hikmah kok, banyak nilai positif yang dapat kita raih selama masa penantian menuju hubungan yang benar-benar diridhai.

Keuntungan menjadi jomblo:
1. Hemat
Kita nggak perlu mblo, malem mingguan nonton ke bioskop berdua, dinner romantis di kafe mahal, atau sekedar bawain martabak buat calon mertua.

2. Punya waktu "me time" yang lebih berkualitas
Kalo kita jomblo nih, hobby bisa dimaksimalkan, tidur lebih nyenyak karena nggak usah mikirin si dia.

3. Bisa lebih sering nongkrong sama temen tanpa takut dimarahin pacar
Terhindarlah kita dari sikap posesif dari pasangan atau sebaliknya, sikap posesif kita terhadap pasangan.

4. Hidup slow, kalem, santai
Kenapa? Karena sama sekali nggak ada tuntutan, nggak ada marahan, nggak ada cemburu-cemburuan.

5. Tidak mengalami patah hati
Asli. Ini asli.

6. Jomblo membawa kita untuk berusaha lebih dekat dengan-Nya
Nah ini nih, ini yang disebut jomblo fii sabiilillaah. Jomblo di jalan-Nya. Daripada pedekate nggak jelas, mending pedekate aja deh sama Dia. Terus perbaiki diri, perbanyak nongkrong di masjid, datangi majelis ilmu.
Yakin saja kalau memang sudah waktunya, jodoh akan datang dengan jalan yang bisa jadi tidak terduga.

Jadi, masih galau nggak, mblo?!?

Kamis, 25 Agustus 2016

Berat

Berat.

Kata sifat.

Seperti juga kata ganteng dan cantik, "berat" juga bersifat relatif.

Mendengar kata "berat" entah mengapa selalu dikaitkan dengan beban hidup. Keluh kesah dalam menapaki beban hidup seolah menjadi sarapan pagi, makan siang, dan menu dinner paling hits di semua kalangan. Semua individu berlagak paling menderita, paling resah susah gelisah atas beban maha berat yang bersarang di pundaknya.

Media sosial juga sangat mendukung aktivitas keluh kesah ini. Coba deh buka akun twitter, instagram, facebook atau apapunlah yang lagi ngehits. Sekali lagi amati, most people of the day kebanyakan melakukan dua hal di akun media sosialnya. Pertama, nyombong. Kedua, ngeluh.

Salah? Tidak juga, sih. Hanya saja kebiasaan keluh kesah membuat sebuah pola di alam bawah sadar kita bahwa apapun masalah yang terbentang di hadapan kita adalah sesuatu yang sulit dan kita tak memiliki kemampuan untuk mendominasi apalagi mengeksekusinya.

Dan sekali lagi, berat itu relatif. Beban hidup dan anugerah adalah definisi yang timbul dari perspektif diri dalam menyikapi suatu keadaan yang tidak menguntungkan.

Saya jadi teringat quotes yang menjadi cikal bakal tulisan ini. Tertulis dengan bordiran sederhana di jaket salah satu santri Daarut Tauhid. Quotes yang bukan dicetuskan oleh seorang motivator ternama sekaliber Om Mario Teguh, bahkan saya juga nggak kepikiran buat nyimpen quotes di punggung jaket 😝😝😝

Quotes itu amat sederhana tapi kok rasanya "jleb" banget di hati. Quotes itu hanya terdiri dari satu kalimat.

"Pribadi tangguh pantang mengeluh"